Teori Genderlect

 30.                                      Teori Genderlect Style

            Pada chaper ke-34 dibahas tentang teori ini. Deborah Tannen sebagai tokoh teori meyakini bahwa terdapat gap antara laki-laki dan perempuan dikarenakan masing-masing berada pada posisi lintas budaya (cross culture), seperti perempuan lebih cenderung membahas masalah-masalah pribadi sedangkan laki-laki lebih bebas berkomunikasi namun hanya untuk menyampaikan permasalahan yang penting. Berdasarkan fakta tersebut maka sering terjadi kontradiksi pembicaraan antara laki-laki dan perempuan. Genderlect Style adalah sebuah istilah fenomena komunikasi yang menunjukkan gaya wacana dari segi konteks budaya dan dibedakan menurut variable jenis kelamin, yaitu antara laki-laki dan perempuan.

            Adapun asumsi teori ini yaitu: Tannen menjelaskan bahwa perempuan lebih berfokus kepada hubungan dan keintiman (connection and intimacy) sedangkan laki–laki lebih peduli kepada status dan kebebasan (status and independence). Tannen percaya bahwa perbedaan antara laki-laki dan perempuan terletak pada perbedaan sudut pandang dalam situasi yang sama (different viewpoint at the same situation).

                        Teori Genderlect Style memiliki varian yaitu: RaportTalk versus Report Talk Raport Talk adalah istilah yang digunakan untuk menilai pembicaraan perempuan yang cenderung terkesan simpatik. Report Talk  adalah istilah yang digunakan menilai pembicaraan laki-laki yang cenderung apa adanya sesuai dengan tujuan pembicaraan.

FIKOM UPI YAIFIKOM UPI 

Comments

Popular posts from this blog

Abdimas cianjur